Sukses Konser Perdana “Kayang” KMF UI

Acara Terbaru KMF UI 2023, Kayang (Kampus Bergoyang)

Nathania S. Alexandra
4 min readJun 19, 2023

Segerombolan mahasiswa terlihat bersenang-senang di area Taman Tunas Bangsa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok. Sebagian duduk-duduk sambil sesekali menggerakkan badannya, yang lainnya sibuk menari, berteriak, dan melompat-lompat. Malam itu, konser “Kayang (Kampus Bergoyang)” diselenggarakan oleh Komunitas Musik FISIP UI (KMF UI).

Poster Acara Kayang (Kampus Bergoyang) volume 1 oleh Komunitas FISIP Universitas Indonesia.

Perkuliahan sudah kembali seperti sediakala, dengan kelas-kelas luring dan tumpukan acara yang dilakukan secara offline. Area FISIP UI kembali ramai dengan mahasiswa walau hari sudah malam. Di momen seperti ini, Divisi Event dari KMF UI turut meramaikan tumpukan acara yang dilaksanakan di FISIP UI.

Seperti tugas dari KMF UI sendiri, Divisi Event tahun ini mencetuskan sebuah acara konser musik yang menampilkan band-band dari berbagai kampus sekitar Jabodetabek. Harapannya, acara yang akhirnya disebut sebagai Kayang itu dapat membawa massa dari berbagai Universitas sekaligus membangkitkan semangat para musisi-musisi kampus untuk menampilkan musiknya. “Biar audiensnya juga banyak, jadi … kita ngundang dari luar juga,” ucap staf Divisi Event KMF UI, A. B. Raycanna.

Sebagai acara baru, mahasiswa FISIP UI sendiri awalnya ragu bahwa acara tersebut akan menyenangkan untuk diikuti. “Tadinya gua pun … masih ragu gitu, kan, karena ini program yang baru juga. Ternyata abis join, seru banget, sih,” ujar mahasiswa jurusan Kesejahteraan Sosial angkatan 2021, Zalfa.

Menurut Zalfa, Kayang memberikan angin segar dengan adanya keberagaman genre musik yang dibawakan oleh penampil-penampilnya yang berasal dari kampus yang beragam pula. “Biasanya kan kalo musik dari FISIP, tuh, genre-nya itu-itu aja, gitu, kan? Ini agak beda dan lebih beragam gitu,” lanjutnya. Pada akhirnya, Zalfa terus menonton hingga acara benar-benar berakhir mendekati pukul setengah 11 malam.

Acara sempat terlihat sepi di awal dengan penonton-penonton yang pasif. Tetapi semakin larut, para penonton terlihat lebih bersemangat. Bahkan, penonton sudah mulai menari-nari di depan panggung saat band kedua, Out Of The Blue, memainkan lagu mereka.

“Gua seneng, mereka tadi ada yang nari ke depan,” sebut keyboardist Out Of The Blue, Daniel Dikkran Manik atau yang lebih dikenal sebagai Bokap. Ucapan itu disetujui oleh drummer Gilang P. D. “Emang tadi awalnya malu-malu, cuma dari kita udah mulai ternyata udah mau mulai maju, tuh, keren sih, itu merinding,” katanya.

Hal yang paling membuat para personil Out Of The Blue bahagia adalah apresiasi para penonton terhadap lagu-lagu orisinil mereka. Bahkan, vokalis Jose Basita Meliala merasa penonton di konser kali ini adalah yang paling apresiatif. “Gak tahu sih, ini faktor karena emang lagi panas atau karena di sini ada dua (personil) anak FISIP, nih,” ujarnya.

Bassist Daffa Reyza alias Dabba pun merasa penampilan kali ini jauh lebih baik dan memuaskan ketimbang penampilan mereka di FISIP UI sebelumnya. “Dibanding yang sebelumya, jujur kita improve banget terus bisa ngebawa crowd juga ya tadi, kan lumayan,” sebutnya.

Sementara itu, Uncle Wire sebagai band penutup juga merasa puas dan senang bermain di acara Kayang. “Serulah buat Uncle Wire bawain lagu yang bakal dirilis nanti tanggal 2 (Juni), Baldarina,” kata vokalis Uncle Wire, Gilbert Nathaniel alias Ibet.

Sama halnya dengan para personil Out Of The Blue, Ibet merasa mendapat dukungan besar dari penonton terhadap lagu-lagu orisinil band-nya. “Kita sangat senang, sih, dengan beberapa lagu kita yang belom keluar tapi temen-temen semua udah tahu,” tuturnya, menggarisbawahi pada penonton yang ikut menyanyikan lagu Uncle Wire, bahkan sudah hafal. Padahal, sebagian lagu yang mereka bawakan belum dirilis sama sekali di platform streaming manapun.

Gitaris Aldi Kosakoy memberikan pujian juga kepada pemilihan tempat oleh para panitia. “Menurut gua, seru ye, setting tempatnya juga mendukung,” katanya, merujuk pada Taman Tunas Bangsa yang gelap dan hanya dibantu dengan pencahayaan yang remang. Dengan begitu, atensi audiens dapat sepenuhnya tertuju pada panggung yang terang. Selain itu, area depan panggung cukup luas untuk dijadikan tempat dansa ataupun bergoyang bagi para penonton.

Meski demikian, masih ada beberapa hal yang dapat ditingkatkan dari acara Kayang. “Kurangnya mungkin di sound, ya? Teknis-teknis,” sebut Ibet. Walaupun masalahnya tidak parah, namun masih ada ruang bagi panitia Kayang untuk dibenahi.

Hal itu pun disetujui oleh para personil Out Of The Blue. “Mungkin dalam crew-nya kurang banyak check dan re-check lagi,” ujar Jose. Contohnya masalah monitor di panggung. “Pas tadi kita check sound, kedengeran. Tapi tadi ternyata pas udah full band, udah ada crowd, gak kedengeran,” sebut Bokap.

Di samping adanya masalah-masalah teknis serta kemoloran acara dari rundown, Kayang tetap sukses menjadi malam yang menyenangkan bagi penonton dan juga penampilnya. Sekaligus, menjadi malam penutup yang pas untuk para Mahasiswa FISIP UI khususnya sebelum pekan ujian akhir semester di hari Senin berikutnya.

Selamat bagi Divisi Event KMF UI untuk kesuksesan acara Kayang volume 1. Mahasiswa-mahasiswa pecinta musik menunggu hadirnya Kayang-Kayang volume berikutnya!

Video highlight acara Kayang (Kampus Bergoyang) Volume 1 di Taman Tunas Bangsa, FISIP, Universitas Indonesia, Depok, 31 Mei 2023.

DISCLAIMER: Artikel ini disusun sebagai tugas mata kuliah Multimedia News Reporting, Program Sarjana Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia tahun ajaran 2022/2023.

— Nathania S. Alexandra, 2023

--

--

Nathania S. Alexandra

A story-teller and lover of tunes. Also known as Nathantania and mewseeshan.