Memulai Karier Musik dari Kamar Sendiri

Kisah Dabba dalam Mengejar Impian Berkarier di Industri Musik

Nathania S. Alexandra
5 min readJun 19, 2023

Daffa Reyza adalah nama yang cukup familiar didengar di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Terutama bagi mereka yang aktif dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan seni. Pemuda berusia 21 tahun yang tengah memasuki semester 7 kuliahnya itu adalah seorang musisi yang sering diandalkan dalam proyek-proyek seputar FISIP UI.

Pemuda dengan nama pasaran itu mengenalkan dirinya sebagai Dabba. Supaya unik dan “ga ada lagi kan yang namanya Dabba,” katanya. Oleh sebab itu, identitas sebagai Dabba ia adopsi bagi dirinya sebagai nama panggung, dan juga sebagai nama rumah produksi musiknya, “Kamar Dabba”.

Dabba sebagai bassist dalam band Out Of The Blue. Dokumentasi pribadi Dabba.

“Gua suka banget sama musik, gua suka A sampe Z-nya, keluarga gua suka A sampe Z-nya,” ucap Dabba saat ditanya mengapa ia tertarik dengan karier di bidang musik. Menurutnya, rasa cinta itulah yang mendorongnya untuk mempelajari semua sisi musik. Dabba tidak puas hanya bisa bermain instrumen dan menyanyikan lagu-lagu ciptaan orang lain. “Jadi gua pengen belajar semuanya gitu tentang musik, dari songwriting, terus producing, terus main instrumen, dan bahkan sampe business side-nya juga pengen,” tuturnya.

Ungkapan itu terbukti dari keaktifan Dabba di komunitas dan kepanitiaan seni di FISIP UI. Portofolionya sebagai produser musik, penulis lagu, pengaransemen, sekaligus pemain terkumpul dari acara-acara buatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP UI, komunitas film “Fiktif UI”, juga proyek-proyek lepasan dari mahasiswa FISIP UI. Salah satunya, dalam proyek film pendek musikal Dansa Danya.

“Awalnya tuh gua ga sama dia, cuman ada yang nyaranin sama Dabba. Karena gua udah tahu orangnya, maksudnya gua tahu dari orang lainlah, dan gua tahulah dia bagus, jadi gua akhirnya se-project sama dia,” kata Immanuel Alesandro Tendean (Aldo), sutradara sekaligus penulis Dansa Danya.

Keputusan Aldo untuk mempercayakan aransemen serta eksekusi produksi musik untuk filmnya kepada Dabba didasari oleh rekomendasi dari anggota Komunitas Musik FISIP UI (KMF UI). Setelah merasakannya sendiri, Aldo pun mengakui kebolehan Dabba. “Dabba keren, sih, sebagai orang awam yang ga ngerti musik, kalo gua minta sesuatu musicwise, dia bisa ngejelasin dan dia bisa ngerti permintaan gua tanpa gua ngerti musik,” tuturnya.

Dabba dalam studio kamar pribadinya. Dokumentasi pribadi Dabba.

Aldo mengagumi pribadi Dabba yang dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang-orang yang kurang mengerti musik secara teknis. Baginya, itu adalah hal yang dicari dalam seorang produser musik yang bekerja sama di proyek film. Namun satu hal yang masih menjadi hambatan bagi Dabba adalah rasa sungkan. “Dia tuh pinter musik tapi kayaknya dia tuh masih agak malu-malu kalo ngasih input, sih, padahal kan gua ga ngerti musik dan dia yang lebih tahu,” kata Aldo.

Di samping membantu proyek anak-anak FISIP UI, Dabba juga menulis lagu untuk band-nya, Out Of The Blue, dan proyek solonya. Tentu ia terbantu dengan ketersediaan studio di rumah serta kemampuannya dalam mengoperasikan software rekaman alias digital audio workstation. Alhasil, ia sudah berhasil merilis dua single bersama Out Of The Blue serta dua single untuk dirinya sendiri.

Diskografi Out Of The Blue (Spotify).

Menurut kawan-kawan personil Out Of The Blue sendiri, Dabba adalah anggota sekaligus produser musik yang hebat. “Aduh, si Dabba ini manteplah. Pertama ketemu juga, holy sh*t, dia emang jago banget,” ungkap drummer Gilang P. D. Kemampuan Dabba dalam bermain gitar, bass, keyboard, dan bahkan menjadi vokalis membantunya dalam proses aransemen untuk band-nya. “Kerja sama dia tuh ada aja ide yang punya dia keluar, kreatifnya dia tuh bagus banget,” lanjut Gilang.

Vokalis Jose Basita Meliala pun memuji kreativitas Dabba. “Yang tadinya lagunya mediocre, idenya mediocre, jadi bagus dan untungnya dia bisa mixing juga. Semua dia bisa,” ujarnya.

Di dalam band-nya sendiri pun Dabba memiliki berbagai macam tanggung jawab. “Gue di sini perannya sebagai producer, songwriter, bassist juga, … design juga, sih, sebenernya,” ujarnya. Dabba melanjutkan kalau ia adalah penulis utama bersama dengan Jose. “Kita bikin materi segala macem, kita bawa ke band, terus kita ulik bareng-bareng,” sebutnya.

Diskografi Dabba (Spotify).

Peran yang lebih lengkap ia jalankan dalam proyek solonya atas namanya sendiri, Dabba. Sebuah wadah baginya untuk benar-benar mengekspresikan dirinya dengan membuat musik yang personal dengan aransemen-aransemen yang tidak diganggu gugat oleh siapapun. Dabba mengaku bahwa hal tersebut justru menjadi zona nyaman baginya, yaitu untuk membuat musik yang sesuai dengan dirinya sendiri. Justru yang menjadi tantangan adalah membuat musik untuk orang lain.

“Susah ini, harus gimana caranya gua bisa dapetin jiwa di dalam lagu yang gua tulis itu. Dan bukan nulis doang, sih, mungkin kalo ada temen-temen lain yang pengen bawa materi ke gua, gua berharap sebagai producer ya peran gua bisa nge-realize their vision, gitu,” tutur Dabba. Itulah sebabnya ia membuat proyek Kamar Dabba. Dengan itu, Dabba berharap dapat mengasah kemampuannya dalam membuat musik untuk orang lain.

Sejauh ini, proyek Dabba yang paling bersinggungan dengan label besar di industri musik adalah menjadi co-writer untuk adiknya, Haykaal, yang saat ini menjadi musisi label Lululala yang ada di bawah Sony Music Indonesia. Andilnya dalam menulis lagu “Pintu Ajaib” mempertemukan Dabba dengan tokoh-tokoh industri musik Indonesia seperti eks-drummer NAIF Franki Indrasmoro dan produser musik Cherrybelle Caturadi Septemberianto.

“Pintu Ajaib” oleh Haykaal.

Dengan berbagai hal yang dikerjakannya, Dabba konsisten mengarahkan dirinya untuk memiliki karier di bidang musik. Untuk sekarang, hal paling dekat yang terus ia kejar adalah mencari panggung untuk band-nya. “Sekarang cari gig terus, broaden up the network. Makanya sekarang kita tiap gig kenalan ama band-band baru,” ungkap Dabba. Harapannya, suatu hari nanti, Dabba dapat muncul sebagai orang ternama dalam industri musik.

DISCLAIMER: Artikel ini disusun sebagai tugas mata kuliah Multimedia News Reporting, Program Sarjana Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia tahun ajaran 2022/2023.

— Nathania S. Alexandra, 2023

--

--

Nathania S. Alexandra

A story-teller and lover of tunes. Also known as Nathantania and mewseeshan.